- Get link
- X
- Other Apps
BAB I
PENGAWETAN BAHAN MAKANAN
TEKNIK PENGGARAMAN/PICKING/SALTING
ACAR
1.1 PENGERTIAN PENGAWETAN
Pengawetan
makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan
yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Dalam
melakukan pengawetan makanan perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu jenis
bahan makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan yang
dipilih dan daya tarik produk pengawetan makanan.
1.2 PENGAWETAN PENGGARAMAN
Penggaraman
merupakan salah satu cara pengawetan yang sudah lama dilakukan orang. Garam
dapat bertindak sebagi pengawet karena garam akan menarik air dari bahan
sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat berkembang biak karena menurunnya
aktivitas air.
Sifat-sifat Antimikroorganisme
dari Garam :
Garam memberi
sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada jaringan tumbuh-tumbuhan yang segar.
Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme pencemar
tertentu. Mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dan pembentuk spora adalah yang
paling mudah terpengaruh walau dengan kadar garam yang rendah sekalipun (yaitu
sampai 6%).
Mikroorganisme
patogen termasuk Clostridium botulinum kecuali Streptococcus aureus dapat
dihambat oleh konsentrasi garam sampai 10 – 12%. Beberapa mikroorganisme
terutama jenis Leuconostoc dan Lactobacillus dapat tumbuh dengan cepat dengan
adanya garam. Garam juga mempengaruhi aktivitas air (aw) dari bahan sehingga
dapat mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme.
Beberapa
mikroorganisme seperti bakteri halofilik (bakteri yang tahan hidup pada
konsentrasi garam yang tinggi) dapat tumbuh dalam larutan garam yang hampir
jenuh, tetapi membutuhkan waktu penyimpanan yang lama untuk tumbuh dan
selanjutnya terjadi pembusukan.
1.3 TUJUAN PENGAWETAN :
Pengawetan makanan bertujuan
untuk:
1.
Memperpanjang umur simpan bahan makanan (lamanya
suatu produk dapat disimpan tanpa mengalami kerusakan);
2.
Mempertahankan sifat fisik dan kimia bahan
makanan;
3.
Mencegah atau memperlambat laju proses
dekomposisi (autolisis) bahan makanan;
4.
Mencegah pertumbuhan mikroba yang menggunakan
pangan sebagai substrat untuk memproduksi toksin didalam pangan;
5.
Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor
lingkungan termasuk serangan hama;
6.
Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial,
dilakukan dengan cara:
7.
Mencegah masuknya mikroorganisme (bekerja dengan
aseptis);
8.
Mengeluarkan mikroorganisme, misalnya dengan
proses filtrasi;
9.
Menghambat pertumbuhan dan aktivitas
mikroorganisme misalnya dengan penggunaan suhu rendah, pengeringan, penggunaan
kondisi anaerobik atau penggunaan pengawet kimia;
10.
Membunuh mikroorganisme, misalnya dengan
sterilisasi dan radiasi;
1.4 PENGGARAMAN PADA BAHAN PANGAN : ACAR
Acar atau yang
dikenal dengan pickle adalah sayur atau buah yang diberi garam dan diawetkan
dalam cuka baik diberi bumbu atau tidak. Proses penggaraman dilakukan pada
tahap awal pembuatan acar dengan cara fermentasi. Terkadang dilakukan
penambahan gula sebanyak 1% apabila sayur atau buah yang digunakan berkadar
gula rendah.
Nama acar biasanya disesuaikan
dengan nama sayur atau buah yang digunakan, misalnya acar mentimun, acar bawang
putih, dan lain-lain. Jadi, acar dibuat dengan kombinasi dua cara pengawetan
yakni penggaraman dan fermentasi.
BAB II
PEMBAHASAN DAN CARA KERJA
2.1 PROSES PEMBUATAN PENGAWETAN BAHAN PANGAN DENGAN TEKNIK PENGGARAMAN
: ACAR
1. Cara pertama terdiri atas 2 proses, yaitu proses pelumuran garam
(rough salting) dan penggaraman akhir (final salting).
Pada proses
pelumuran garam digunakan serbuk garam kira-kira 10% dari berat bahan dan larutan garam
berkonsentrasi 10%. Bahan dan serbuk garam disusun dalam wadah khusus seperti
stoples secara berlapis-lapis. Bagian atas memiliki lapisan garam lebih banyak
daripada bagian bawahnya. Proses ini berlangsung selama 4-5 hari yang
dilanjutkan dengan penggaraman akhir.
Pada tahap ini
serbuk garam dikurangi 6% dari berat bahan yang telah mengalami rough salting.
Lama proses penggaraman tergantung dari aroma acar yang dihasilkan. Pembuatan
acar jenis ini banyak dilakukan di Jepang.
2. Cara kedua adalah dengan pembubukan garam secara bertahap. Tahap
pertama dilakukan dengan kadar garam rendah sekitar 8% lalu ditambah serbuk
garam sebanyak 9% dari berat bahan. Setiap minggu dilakukan penambahan garam
secara berangsur hingga akhirnya menjadi 15,9%.
3. Cara ketiga adalah mula-mula digunakan larutan garam 10,6% lalu
ditambah serbuk garam sebanyak 9% dari berat bahan. Penambahan garam dilakukan
secara berangsur setiap minggu hingga mencapai 15,9%. Agar lama proses cara
ketiga ini sama dengan cara kedua, maka penambahan garam setiap minggunya harus
lebih sedikit dari cara kedua.
Proses
fermentasi yang terjadi pada pembuatan acar akan membentuk asam laktat yang
berasal dari pengubahan karbohidrat/ gula. Proses ini berlangsung selama 9
minggu agar sempurna. Hasil fermentasi
tergantung dari suhu dan cara penggaraman sebelum fermentasi.
Perendaman
sayuran atau buah dalam larutan garam kadar rendah atau tinggi akan menyebabkan
tumbuhnya mikroorganisme dari golongan bakteri yakni Lactobacillus plantarum.
Bakteri ini terlibat dalam pembentukan asam laktat selama fermentasi. Bakteri
tersebut tidak dapat tumbuh jika larutan garam bertambah menjadi 10 sampai 15%.
Ada dua jenis acar sayur atau
buah:
1.
Acar asin: acar yang dibuat melalui proses penggaraman
dengan garam dapur (NaCl) yang diikuti fermentasi, seperti ketiga cara di atas.
2.
Acar bumbu: acar sayur/buah yang diberi bahan
pewangi (aroma) tertentu, biasanya rempah-rempah seperti bawang merah dan
bawang putih yang cara fermentasinya berbeda dengan acar asin. Acar bumbu
dibuat dengan cara merendam buah atau sayur pada larutan garam berkadar rendah
ditambah larutan asam asetat. Bahan-bahan pembentuk aroma seperti rempah-rempah
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan bakteri pembentuk asam, tetapi rempah-rempah
dapat menghambat pertumbuhan jasad renik yang dapat merusak acar.
2.2 SYARAT KANDUNGAN BAHAN ACAR SAYUR TIMUN
(PICKEL)
1.
Menggunakan
garam murni dan/atau iodium
Larutan Garam jenuh: 26.5% = 1000S (salometer)
-
Garam menghambat pertumbuhan jenis mikroorganisme
yang tidak diinginkan(m.o. pembusuk); prinsipkerja: pengaturan Activity water
-
Garam menarik keluar cairansel jaringan yang
antara lain mengandung sakarida-sakarida. Bila(NaCl) < 5%: mikroorganisme
proteolitik tumbuh
-
Bila(NaCl) > 15%: -Pertumbuhan Lactobacillus
terhambat
-
Kadar garam harusdipertahankan±10% (400S)
-
Umumnya kadar garam dinaikkan10 S per minggu
sampait ercapai 600S.
-
Laju fermentasi dipengaruhi kadar garam
-
Umumnya bila kadar garam tinggi, laju fermentasi
rendah
2.
Air yang digunakan bebas sadah
3.
Fermentasi terhambat produksi asam kurang
sehingga pikel lunak
4.
Fe dalam air pikel berwarna gelap
-
Cara menghilangkan kesadahan:
1. Air
sadah dididihkan
2. Buang
buih
3. diamkan24
jam
4. saring
dengan kain saring
2.5 KANDUNGAN GIZI TERLARUT
Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Acar
Timun :
1.
Nama Bahan Makanan : Acar Timun
2.
Nama Lain / Alternatif : Acar Mentimun / Acar
Ketimun
3.
Banyaknya Acar Timun yang diteliti (Food Weight)
= 600 gr
4.
Bagian Acar Timun yang dapat dikonsumsi (Bdd /
Food Edible) = 100 %
5.
Jumlah Kandungan Energi Acar Timun = 10 kkal
6.
Jumlah Kandungan Protein Acar Timun = 2 gr
7.
Jumlah Kandungan Lemak Acar Timun = 0,8 gr
8.
Jumlah Kandungan Karbohidrat Acar Timun = 5,0 gr
9.
Jumlah Kandungan Kalsium Acar Timun = 20 mg
10.
Jumlah Kandungan Fosfor Acar Timun = 100 mg
11.
Jumlah Kandungan Zat Besi Acar Timun = 10 mg
12.
Jumlah Kandungan Vitamin A Acar Timun = 0 IU
13.
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Acar Timun = 98 mg
14.
Jumlah Kandungan Vitamin C Acar Timun = 0 mg
15.
Khasiat / Manfaat Acar Timun : - (Belum
Tersedia)
16.
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : A
17.
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
Keterangan : Riset/penelitian pada Acar Timun yang berbeda bisa
menghasilkan perbedaan hasil yang didapat karena berbagai faktor yang
mempengaruhi.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengawetan
makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan
yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Penggaraman
merupakan salah satu cara pengawetan yang sudah lama dilakukan orang. Garam
dapat bertindak sebagi pengawet karena garam akan menarik air dari bahan
sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat berkembang biak karena menurunnya
aktivitas air. Penggaraman pada acar timun sering dijumpai dan terbilang mudah
dalam proses pengawetannya, kegunaan dan fungsinya juga banyak, sehingga acar
dengan sejumlah manfaatnya bisa membantu metabolism tubuh juga.
3.2 SUMBER
http://www.smithjournal.com.au/blogs/diy/grown-gathered-dill-pickle-recipe
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/2908/2093
https://www.google.com/amp/s/safnowandi.wordpress.com/2012/11/03/pengawetan-makanan-untuk-mengendalikan-aktivitas-mikroba-perusak-makanan/amp/
http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-acar-timun-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html?m=1#.WfBl12ExXqA
Comments
Post a Comment